Kamis, 07 Mei 2009

Penyakit Menular Seksual dalam Kehamilan

Penyakit Menular Seksual dalam Kehamilan

Di Amerika Serikat setiap tahun hampir sekitar 16 juta manusia terserang PMS - Penyakit Menular Seksual. PMS adalah infeksi yang penularannya terjadi melalui kontak seksual baik dalam bentuk kontak seksual genital, oral atau anal. Banyak penderita PMS tidak menyadari bahwa dirinya mengidap PMS oleh karena seringkali penyakit ini tidak menunjukkan gejala.
PMS dapat menimbulkan resiko bagi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. PMS dapat menyebabkan :

  • Abortus
  • Kehamilan Ektopik (embrio melakukan implantasi diluar rahim)
  • Persalinan preterm (kehamilan ≤ 37 minggu )
  • Lahir mati
  • Cacat bawaan
  • Morbiditas neonatus
  • Kematian
Seringkali penularan pada janin terjadi saat persalinan, saat melalui jalan lahir yang terinfeksi. Namun, sejumlah infeksi juga dapat terjadi secara transplasental dan menyebabkan infeksi janin intrauterin.
Adalah satu hal yang penting untuk memastikan bahwa wanita hamil bebas dari PMS. Pada kunjungan prenatal pertama, provider kesehatan (bidan, dokter , obstetric & gynecologist) akan melakukan skrining untuk beberapa jenis PMS, termasuk HIVhuman immunodeficiency virus ( pada beberapa sentra kesehatan tertentu ) dan syphilis. Beberapa jenis PMS dapat disembuhkan dengan obat, namun tidak semua jenis PMS dapat diobati dengan obat. Bila jenis PMS yang diderita termasuk jenis yang sulit disembuhkan maka harus diambil langkah terbaik untuk melindungi janin yang dikandung.

Beberapa penyakit yang termasuk penyakit menular seksual
:
  • Chlamydia
  • Gonorrhoea
  • Syphilis
  • Vaginosis bakterial
  • Trichomoniasis
  • Herpes genitalis
  • Kondiloma akuminata
  • Hepatitis B

Rujukan :
  1. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Trends in Reportable Sexually Transmitted Diseases in the United States, 2005. December 2006.
  2. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Chlamydia Fact Sheet. Accessed 5/17/07.
  3. Cunningham, F.G., et al. Sexually Transmitted Diseases, in Williams Obstetrics, 22nd Edition. New York, McGraw-Hill Medical Publishing Division, 2005, pages 1301-1325.
  4. Workowski, K.A., Berman, S.M. Sexually Transmitted Disease Treatment Guidelines, 2006. Morbidity and Mortality Weekly Report, volume 55, RR11, August 4, 2006.
  5. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Sexually Transmitted Disease Surveillance 2005 Supplement, Syphilis Surveillance Report. December 2006.
  6. American Academy of Pediatrics. Red Book: 2006 Report of the Committee on Infectious Diseases, 27th Edition. Elk Grove Village, IL, 2006, pages 631-644.
  7. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Bacterial Vaginosis Fact Sheet. Accessed 5/18/07.
  8. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Trichomoniasis Fact Sheet. Accessed 5/18/07.
  9. Okun, N., et al. Antibiotics for Bacterial Vaginosis or Trichomonas Vaginalis in Pregnancy: A Systematic Review. Obstetrics and Gynecology, volume 105, 2005, pages 857-868.
  10. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Genital Herpes Fact Sheet. Accessed 5/18/07.
  11. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Quadrivalent Human Papillomavirus Vaccine: Recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices. Morbidity and Mortality Weekly Report, volume 56, RR02, March 23, 2007.
  12. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). HIV/AIDS Among Women. March 2007.
  13. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). Hepatitis B Virus in Pregnancy. ACOG Patient Education Pamphlet, April 2008.
  14. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). Viral Hepatitis in Pregnancy. ACOG Practice Bulletin, number 86, October 2007.
  15. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Viral Hepatitis. Updated 7/26/07.

Preconception Advice



KONSULTASI PRE KONSEPSI

Beberapa tahun terakhir ini, sejumlah klinik membuka layanan khusus untuk memberikan layanan advis pre konsepsi. Klinik khusus ini akan membahas perihal mengenai riwayat kesehatan keluarga terutama yang menyangkut penyakit diabetes melitus, hipertensi dan adanya anggauta keluarga yang mengalami cacat bawaan. Selain itu, status kekebalan tubuh (imunologi) pasien akan dieksplorasi terutama yang terkait dengan grup ABO dan faktor Rhesus serta imunitas terhadap rubella, hepatitis B dan C.
Bila wanita yang bersangkutan menderita diabetes melitus maka harus dipastikan bahwa penyakit tersebut sudah dalam keadaan terkendali sebelum mengharapkan kehamilan.

Pasien-pasien lain yang dapat memanfaatkan kehadiran klinik layanan khusus pre konsepsi ini adalah mereka yang pernah melahirkan anak dengan cacat bawaan seperti misalnya spina bifida (tulang belakang yang terbuka - gambar sebelah kanan ) atau anensepal (tidak memilki tempurung kepala - gambar sebelah kiri) . Sudah terbukti bahwa bila pasien tersebut meningkatkan asupan asam folat sebelum dan selama 10 minggu pertama kehamilan maka resiko terulangnya kejadian akan sangat berkurang.

Asupan asam folat alamiah dapat ditemukan pada cereal, sayuran hijau dan buah jeruk. Harus diingat bahwa asam folat akan rusak bila sayuran hijau tua tersebut direbus, jadi sayuran tersebut harus dimakan dalam keadaan mentah.

Selama kunjungan pre konsepsi, dokter akan menuliskan resep asam folat 5 mg untuk diminum setiap hari.